Masih ada Pilihan

Malam itu ketika kami sampai dipos terakhir tempat strategis untuk memasang tenda sebelum menuju puncak gunung Rinjani, tepatnya sekitar 4-5 jam lagi menuju puncak. Kami sempat memutar rencana untuk memilih jalan pulang dengan cara lain nantinya. Karena kami cukup lelah (terutama saya sih), kami berfikir untuk menggunakan jasa porter, ketika selesai muncak nanti. Setelah muncak memang kami berniat untuk berkunjung ke danau Segara Anak. Untuk sekedar melanjutkan camping dan memancing mania mantap sebentar hahaha.

Singkat cerita kami ternyata tidak menemui porter yang siap dan kebetulan tidak bertangan kosong ketika pulang. Jadi kami memutuskan untuk tetap sendiri dan tidak menggunakan jasa porter.

Masih ada pilihan ~
Lelahnya perjalanan dan terjalnya jalan berbatu dan beresiko tinggi ini, membuat saya pribadi agak pesimis. Namun, itulah pilihan yang sudah dibuat dan harus tetap dijalani seberat apapun resikonya. Perjalanan pendakian ini sempat mengubah judul perjalanan kami menjadi pemanjat tebing. Dinding batu dari tebing yang persis dihadapan muka kami, membuat kami harus memanjat karena itulah jalan menuju arah pulang, sambil menggembol tas besar khas anak gunung di punggung kami.

Masih ada Pilihan ~
Banyak pelajaran yang didapat disetiap perjalanan. Entah itu perjalanan hidup, perjalanan sepasang kekasih, perjalanan menuju tempat singgah, dan atau apapun perjalanan lainnya. Semua pasti ada mhikmah dan resikonyam ada dampak baik dan buruknya.... itu karena masih ada pilihan yang harus dilalui.

Karena masih ada pilihan, akan selalu ada kenangan yang teringat.
Karena masih ada pilihan, akan selalu ada kesalutan yang tersanjungkan.
Karena masih ada pilihan, tidak harus disesali apapun hasil akhirnya.
Karena masih ada pilihan, raga ini sampai dipenghujung penantian. 


 
 
 
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar