YANG MERASA GAGAL


Siap berbagi waktu untuk sejenak mendengar kisah saya ?

Jika iya, mari kita mulai dengan tugas pertama.

Coba anda tuliskan kelebihan dan kelemahan anda sekarang juga!_ Jika sudah simpan tulisan itu dan nanti akan kita bahas setelah kisah saya ini.
Mungkin sebagian teman-teman sudah tau, kalo dulu saya pernah menjajal menjadi seorang pedagang, produsen dan berkecimpung didunia industri. Saya dulu merasa semangat dan beruntung karena diawal saya mendapat suatu keyakinan dari hasil pemikiran saya. Yang ternyata saya bisa menjalankan usaha dan saya bisa mendirikan usaha. Itu semua merubah keyakinan menjadi suatu harapan dan bahkan sikap. Tak perduli dulu bagaiamana tetangga mencibir saya karena saya seorang mahasiswa yang menjual segelas es buah, menjual sekantong mpek-pek, menjual sebungkus keripik dan sejenisnya. Malu? Tidak, minder? Awalnya sih. Namun, seiring berjalannya waktu saya merasakan usaha saya ini sudah seusia remaja, yang mana kesenangan berinovasi mulai berani dilakukan. Bahkan saya tak segan untuk sekedar menambah peralatan atau mempekerjakan sebagian anak-anak untuk ikut merasakan bagaimana rasanya bekerja.

Namun, setelah 2 tahun berjalan secara finansial tidak banyak yang saya dapat. Hingga akhirnya saya merasa gagal, merasa ini tidak begitu bisa menjadikan penunjang saya dimasa depan. Sampai saya menuliskan artikel ini saya memilih menjadi seorang karyawan disalah satu perusahaan konsultan. Logikanya kalo dulu saya yakin dan berani meneruskan usaha tersebut, harusnya saya sekarang sudah berkembang dari segi usaha bahkan dapat mempekerjakan karyawan tetap dalam usaha saya itu.
~yang merasa gagal

Kembali pada tugas anda tadi, coba sekarang perhatikan dengan apa yang sudah anda tuliskan. Mana yang lebih banyak anda ketahui? Kelebihan anda atau kelamahan yang selama ini ada?

Jika anda lebih banyak mengetahui kelebihan anda atau bahkan setara, selamat anda sudah bisa memperbaiki hidup anda. Lalu bagaimana dengan anda yang malah lebih banyak menuliskan kelemahan anda? Mari kita bahas.

Baru saja saya diingatkan oleh kalimat dalam buku yang sedang saya baca terus-menerus dan mengkorelasikannya dengan kisah saya tadi. Jelas, saya sudah pernah merasa gagal, saya kalah, dan saya tidak lebih baik dari harapan saya diawal memulai usaha dengan semangat.
Saya gagal karena saya pernah membandingkan kondisi saya dengan orang lain, saya merasa gagal karena saya merasa sudah tidak punya kelebihan bahkan saya pernah merasa gagal karena saya sudah mengabaikan citra manusia dihadapan makhluk lainnya. Secara tidak langsung mungkin saya sudah kufur akan nikmat yang diberikan tuhan. Bukankah Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya? Coba buka Surah At-Tin ayat 6.

Saya salah dan saya menyesal, kalo dulu saya malah terfokus pada kelemahan-kelamahan saya hingga saya lupa bahkan tidak tau lagi apa kelebihan saya. Ketika saya menjalankan usaha tadi, saya merasa saya lemah dalam bidang pemasaran. Malah dari situ saya fokus saja dengan kelamahan saya itu, belajar bagaimana supaya saya bisa memasarkan produk yang jual. Hingga keunggulan saya dibidang yang lain luntur bahkan lupa bagaimana cara mengembangkannya. Itu salah satu contoh yang saya alami dan bisa saya bagikan. Sebenernya banyak kelemahan-kelemahan yang justru saya fokuskan dan sesali tanpa mau berfikir bagaimana saya bisa bermanfaat dengan kelebihan saya yang lain.

Dari tulisan anda tadi ditugas pertama, menekankan bahwa terkadang kita fokus hanya pada kelemahan yang kita miliki, kita merasa tidak bisa apa-apa, tidak punya kelebihan apa-apa, membuat kita putus asa dan tidak mau bergerak lebih dan lebih lagi. Akhirnya kita merasa kita kehilangan kelebihan kita, sampai tadi masih dibuktikan oleh anda yang lebih banyak menuliskan kelemahan anda dan anda lebih banyak tau tentang kelemahan anda dari pada kelebihan anda. Saya merasa gagal justru karena itu.

Sekarang saya berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya kemampuan dan keahlian yang saya miliki, saya tidak lagi ingin membandingkan kelebihan orang lain dengan diri saya. Karena pada dasarnya seperti yang kita tahu, semua manusia memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing yang berbeda.

Jadi, mulai sekarang tidaklah anda mengikuti jejak saya yang pernah merasa lemah lalu gagal dan meninggalkan.

~Rais Jaka, Jkt,2018

Reactions

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Luar biasa kak rais, tulisan penuh motivasi. Memang sudah seharusnya kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan, fokus dengan kelebihan tetapi tetap mawas dengan kelemahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap Mas Anjar... sama2 belajar kita wkwkwk

      Hapus

Silahkan berkomentar dengan relevan :) Blogwalking with sharing...

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)