Cerita Pendek : Bapak Pulaaaang....

Baca Buku - Media Indonesia


~ Part 1: Makanan dan Terlelap ~

"Slreeeekkkk.... (suara resleting tas dibuka),, ini apaan pak?"

Sambil mengeluarkan bungkusan plastik hitam yang ada didalam tas, aku bertanya pada bapakku.

Malam itu, sekitar pukul 21.15 WIB aku baru saja akan memejamkan mata, berharap tidur pulas karena esok ada ujian di sekolah.



Oh iyah usiaku baru 11 tahun dan duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar Negeri. Dengan wajah lugu dan sedikit mengantuk, dalam hati berharap bapak membawa makanan. Memang hari itu ibu tidak sempat memasak untuk makan malam, aku pun tak tau alasannya kenapa.

Bagiku itu sudah biasa, dan akupun terbiasa dengan pola makan dua kali sehari pagi dan sore.

"Pak, kok isinya baju? Aku kira isinya makanan... Hmmm..", sambil memasang wajah kecewa dan sedikit malas bicara lagi.

"Bapak tak sempat beli makanan Nak, kamu tidur lagi aja gih besok bapak belikan bubur kesukaanmu", sahut bapak yang mencoba merayuku.

Memang malam itu rasanya lapar sekali tidak seperti biasanya, mungkin karena seharian tadi aku bermain bola dan dilanjut belajar untuk ujian besok. Rasanya lelah, entah tidurku nanti nyenyak atau tidak, padahal perutku rasanya semakin lapar.

Akupun menghiraukan bungkusan plastik hitam yang tadi sempat kuintip dan terlihat sedikit jelas kalo itu ternyata berisi baju.

Aku pun memutuskan untuk tidur saja, karena rasanya malam sudah larut sekali untuk anak usiaku.

"Yaudah aku tidur ya Bu, Pak", jelasku meninggalkan mereka untuk menuju tempat tidur.

..........

Entah pukul berapa, aku sempat terbangun karena mendengar suara orang tuaku yang saling berteriak. Aku kira mereka sedang bertengkar karena sesekali diselingin dengan suara bantingan barang ke lantai.



Aku pun merasa takut dan sedikit gelisah, entah sadar atau tidak mataku rasanya masih sangat mengantuk tapi telingaku tak bisa mengabaikan suara mereka.

Tak berselang lama, kakiku rasanya sakit seperti ada yang memukul dan sesekali meneriakan namaku, memanggilku untuk bangun.

Bagaimana bisa seorang anak usiaku yang sedang lelap tertidur, terganggu tengah malam dengan suara orang dewasa bertengkar. Akupun melupakan semua itu dengan wajah sedikit sendu. Aku paksakan untuk tidur....



~ Part 2: Aku Haus, Terik siang yang tak hilang ~


"Assalamualaikum....., Bu...", sambil menyalami tangan Ibu, ucapku dengan wajah lusuh dan rasanya sangat haus sekali. Aku baru saja pulang sekolah dan langsung mengambil minum untuk menghilangkan rasa hausku.

"De... Pelan-pelanlaah.. Nanti kamu keselek minumnya... sambil duduk juga dong..", tegur Ibuku saat melihatku tergesa gesa meneguk air putih sambil berdiri. Bahkan sepatu dan tas sekolah saja belum aku lepaskan.

Siang itu memang rasanya terik menyengat sekali, mungkin karena memang faktor kemarau. Ditambah jarak dari sekolah kerumahku sekitar 10 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki. Ya setiap hari aku memang berjalan kaki, berangkat maupun sepulang sekolah.

Lampu-lampu kendaraan teratur, memang harus terus menyala walaupun saat siang. Mungkin itu yang membuat terik semakin silau rasanya. Belum lagi debu  jalanan yang meronta seperti ingin menggaruk kulitku. Seragam SD ini pun dengan setelan lengan pendek, begitu juga celana berwarna merah tua yang kukenakan setiap hari senin ini. Semua seperti mudah saja menembus batas kulit, dan keringnya menguras dahaga mengeringkan kerongkongan. Aku benar benar haus.

Sekitar 20 menit, aku istirahat setelah merasa lelah sepulang sekolah.

Tepat pukul 13.15 WIB.
Setelah menggunakan baju biasa, lalu dilanjutkan dengan sejenak menonton TV tayangan berita jadwal siang. Walaupun pada umumnya anak seusiaku jarang sekali memperhatikan berita siang di TV, tapi aku justru tertarik untuk melihatnya.

Entah apalagi yang ku tonton di TV hingga ternyata 1 jam telah berlalu.

......

"Jojo... Jojo..., Bu ada Jojonya Bu?".

"Oh.. Ada kok, Jo... Jojo.. Ada temen-temen kamu nih...", panggil Ibuku setelah menjawab teriakan dari luar yang ramai diucapkan oleh teman temanku, ya sekira 5 orang.

Mereka adalah teman-teman sepermainanku di sekitaran rumah. Akupun baru ingat jika sore ini adalah jadwal kita bermain bola, pertandingan persahabatan dengan kampung sebelah. Mereka sengaja menjemputku untuk bergegas, padahal hampir saja aku terlelap didepan TV yang sedari tadi kunyalakan.

"Bu... Aku pamit dulu ya, mau main sepak bola", pamitku pada Ibu.

......

......

......

"Jo, nanti kamu ada di posisi ini ya... Fokus dengan lawanmu yang no 5 itu", kata Kang Pena yang menjadi pelatih Tim sepak bola kami. Walaupun bukan tim yang formal berbentuk organisasi, tapi Kang Pena selalu meluangkan waktunya untuk melatih dan menemani kami saat bermain.

Lapangan ini rasanya sangat gersang, padahal aku mengira setelah setengah jam perjalanan menuju lapangan pertandingan, cuaca akan sedikit mereda.

Kami bermain di lapangan dekat Kantor Kecamatan yang jaraknya cukup jauh dari kampung kami. Sekarang tepat Pukul 14.50 WIB.

Setelah persiapan sekitar 15 menit, kamipun bertanding.

.......

.......

.......

16.15 WIB kami menuju perjalanan pulang, setelah mengantongi skor kemenangan 2-1 dari tim lawan. Dengan sedikit luka memar dibagian jempol kaki kananku, mungkin karena cedera yang tak sengaja disebabkan oleh lawan ku bernomor punggung 5 tadi.

"Bu.... Ibu.... Assalamualaikum...",  aku masuk rumah dan mencari Ibuku, sedikit kesal entah kenapa. Rasanya hari ini lelaaaahh sekali. Istirahat tadi sepulang sekolah saja rasanya kurang. Sambil melepas sepatu dan mengambil handuk mandi, aku pun melihat Ibu yang sedang menyiapkan makanan didapur.

......

Setelah mandi dan kulanjutkan menyantap makanan yang sudah disiapkan.

Sebenarnya aku sedikit saja merasa lapar, padahal sebelumnya baru kutemui makanan saat sarapan pagi.

Keseharianku tidak ada yang berbeda sebelum- sebelumnya. Hanya mungkin hari ini agak sedikit terisi dengan pertandingan sepak bola tadi. Biasanya dari siang hingga sore aku tidur dan bangun untuk makan, lalu bermain-main hingga petang dengan teman sekitaran kampungku.

Malampun aku tak banyak beraktivitas, mungkin karena besok ada ujian saja hari ini aku sempatkan untuk belajar. Mengerjakan beberapa tugas latihan dan sedikit bercengkrama dengan keluarga.

Bapakku kerja diluar kota, dan biasanya pulang hari sabtu setiap pekannya. Tapi dari kemarin lusa, aku tidak mendengar kabar dari Bapak.

Mungkin pikirku hari ini atau besok Bapak akan pulang.

.....

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB aku mulai merapihkan buku soal latihan yang baru selesai kukerjakan. Akupun beranjak untuk sedikit membersihkan muka dan beberapa bagian tubuh seperti kebanyakan orang melakukannya sebelum tidur.

To be continue...
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar