Hidden Stakeholder nya saudagar langit

"Salah besar! Jika anda memandang manusia manusia langit adalah orang yang kere dan tidak punya jiwa bisnis. Terus apa rahasia kesuksesan para saudagar langit itu? Dibalik kejayaan bisnis mereka, mereka teramat yakin terhadap adanya hidden stakeholder". ~Book of I am a muslim enterpreneur

Jadi ceritanya waktu gue menuju bekasi kemarin, gue sempet merenung dan sesekali mikirin (flashback) bisnis yg pernah gue bangun disepanjang perjalanan waktu itu. Gue tiba-tiba mikirin itu, setelah gue liat beberapa orang yg menawarkan barang dagangannya dipinggir jalan, ada yang mikul keliling, ada yang nawarin jasa kayak cat duko sambil lambaikan tangan ke jalanan tempat mobil lalu lalang. Gue sempet bertanya, kenapa mereka terlihat susah menawarkan barang atau jasanya?, susah dalam artian mereka seakan gak coba mencari pemasaran yg lebih efektif dan efisien. Apa iyah mereka cuman yakin dan nekad buat jualan sama ngandelin suara dan kekuatan fisiknya buat mikul keliling. Usia mereka gak muda lagi loh, tapi maaf-maaf nih mungkin karena pendidikan yang terbatas membuat mereka kurang mengerti akan teori promosi atau pemasaran yg lebih efektif.


FOTO BY https://sesejukrembulan.blogspot.co.id/2016/05/pantang-menyerah-kakek-103-tahun-ini.html

Tapi saya sadar, dengan pekerjaan mereka seperti itu saja mereka bisa menghidupi istri dan anaknya. Malah justru saya malu, sempat memakan bangku kuliah merasa kenyang akan teori dan praktik bisnispun nyatanya saya belum ada apa-apanya dibanding mereka. Ternyata memang sulit dan perlu pengalaman serta branding yang membangun agar produk dapat diterima dan dikenal, itu butuh waktu yang tidak sebentar.

"Saudagar langit ini adalah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Menurut kisah mereka amatlah kaya dan handal dalam berbisnis, mereka ahli dalam keuangan serta perhitungan untung rugi yang pintar dalam bisnis. Bayangkan saja, diusia 25 tahun beliau menikah dengan Khadijah dengan mahar 100 ekor unta. Pada salah satu riwayat, mencertiakan ketika masa kepemimpinan Umar bin Khattab (10 tahun bertugas), ia sampai kesulitan menemukan seseorang yang miskin pun yang layak diberi zakat. Adalagi Abdurahman bin Auf kekayaannya melebihi 2.560.000 dinar atau mendekati 4 triliun belum aset properti dan lainnya.". MasyaAllah... (Book of I am Muslim Enterpreneur). 

Kembali pada kisah usaha kita, sempat kita mempejalari tentang relasi bisnis serta SDM yang ada didalamnya. Berapa kali kita berusaha menjajakan produk kita ke distributor, toko, konsumen langsung, atau tester para investor dan masyarakat umum ketika pameran. Bukankah itu menjadi salah satu metode promosi kita? Berapa kali kita mengeluh karena kekurangan modal? kendornya mesin produksi? bandelnya para karyawan? Apa pantas kita uring-uringan mendustakan syukur yang Allah berikan? atau karena kita gak sadar dan lupa menjalankan kewajiban kita terhadap Hidden Stakehoder? atau kita lupa, semua yang kita lakukan dalam berwirausaha ini ada 'campur tangan Tuhan'?

"Seperti yang kita tahu, dalam bisnis pada umumnya ada yang namanya Stakeholder primer (konsumen, suplier, pekerja dan investor) adapula stakeholder sekunder ( pemerintah, media masa, dan masyarakat umum). Lantas siapakah hidden stakeholder? Tidak lain adalah sang pencipta, dan inilah kunci utama keberhasilan manusia-manusia langit".

"Setiap orang memang sudah dijatah rezekinya dari yang maha kuasa, rezeki ada 'ditangan Tuhan'. Tapi kalau kita tidak berusaha untuk menjemput ya bakal 'ditangan Tuhan terus' ".

Sambil mengulas buku yang sudah saya baca beberapa lembar ini, mengingatkan saya kembali ketika saya melihat para pedagang dipinggir jalan kemarin. Saya sendiri pun menegur diri saya, bahwa semua ini perlu yakin terhadap adanya hidden stakeholder dan kita perlu menyadari itu. Saya sadar kala saya mengalami rugi saya uring uringan, alibi tak memakai teori atau lagi lagi menyalahkan distributor. Ketika saya untung saya malah terlena dan seenaknya saja menambah investasi bahkan sekedar selebrasi dengan hal yg kurang tepat. 

Saya lupa bahwa didalam rezeki saya ada rezeki orang lain. Mindset saya sangtlah lemah, saya tidak berfikir bahwa dengan banyaknya uang dan menjadi kaya saya akan bisa lebih banyak berbagi. Saya bisa menunjang ibadah lainnya dan melaksanakan rukun islam yang kelima. Bagaimana saya bisa pergi haji sedang sholat saja saya tidak mampu melangkah ke mesjid, bagaimana saya mau zakat mal sedang sodakoh saja paling hanya 1% dari 100.000. Itulah kenapa alasan saya sulit maju dalam berwirausaha, mindset yang lemah dan belum menyadari akan adanya hidden stakeholder belum lagi ilmu yang dangkal dan pengalaman yang sebentar.
Jauh sekali dengan para saudagar langit, yang paham akan agama dan berilmu. Mereka handal dalam berdagang, mereka menjadi wirausaha yang sukses dan mapan. Seperti yang pernah beliau bilang, 9 dari 10 pintu rezeki datang dari hasil berdagang.

Saya merasa masih belum ada apa-apanya dengan tukang dagang keliling, yang sempat berhenti sejenak dimesjid untuk sholat. sempat tilawah disela-sela berjualan. Sedangkan saya, tak ada pembeli dagangan sepi uring-uringan, boro-boro berdoa dan memanfaatkan waktu untuk tilawah sholawatpun saya lupa. Dikasih dagangan ramai pembeli malah keteteran, gak sadar itu adalah kesempatan dan malah pelit buat nambah orang dibagian produksi. Itulah kenapa saya pribadi perlu yakin dengan adanya hidden stakeholder yang berperan sangat penting dalam usaha manusia tentulah karena ketaqwaan kita yang seharusnya.

"Bekerjalah didunia seakan kamu hidup didunia 1000 tahun lamanya dan beribadahlah sebagai bekal akhirat seakan kamu akan mati besok."
Kesimpulannya semoga kita selalu mengingat dan melaksanakan kewajiban kita kepada hidden stakeholder baik kita sedang menjadi wirausaha ataupun pekerja sipil dan swasta. Sebagi contoh pada cerita ini adalah kita berusaha saling mengingatkan akan nikmat yang selalu dilimpahkan, syukuri apa yang kita jalani. Tentu dengan pola pikir bahwa kita harus terus bisa berbagi lebih kepada sesama, saling menyayangi. Jujur dan pintar dalam berwirausaha, ada hak hati yang perlu kita yakinkan terhadap Illahi. Wallahualam, semoga kita selalu diberi petunjuk yang lurus oleh-Nya. aaamiiin.

Kebenaran hanya milik yang maha kuasa, apalah daku hanya penulis catatan yang bahkan jadi debu untuk tayamum pun tak pantas. Apalagi menjadi mata air. Semoga tulisan ini bermanfaat. Jika terdapat kesalahan dalam menulis dan beberapa kalimat yang kurang enak dihati, jangan sungkan untuk berkomentar dan memberi masukkan kepada penulis.

Terima kasih.
Reactions

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Mantap utamakan kewajiban Hidden stakeholder,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada perubahanlah yah dari tulisan yang gue share di whatsapp...

      Hapus
  2. Sangat Inspiratif tulisannya. semoga yang lain menyadari bahwa ada bagian rejeki kita utk orang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin,, terkhusus buat penulis mba, biar sadar.... By the way,, lama saya tak jumpa dengan mbak... Sukses terus yah mba...

      Hapus
  3. Tulisan ini self reminder banget.
    Jadi ingat sholat dan tilawah sering kurang dipelihara terutama saat travelling.
    Kudu istiqomah ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. barakallah... mantap bu.. hehehe.. semoga bisa istiqomah dan mendapat kemudahan selalu

      Hapus

Silahkan berkomentar dengan relevan :) Blogwalking with sharing...

Emoji
(y)
:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
x-)
(k)