BUKAN CERITA KOPI

 "Setelah satu pintu tertutup, pintu lainnya terbuka; tetapi kerap kali kita terlalu lama memandangi dan menyesali pintu yang telah tertutup, sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah dibuka untuk kita." ~Alexander Graham Bell

Mengenal banyak hal bukanlah perkara mudah, namun bukan berarti menganggapnya sulit dan menjadikan dirimu selalu menutup diri. Enggan membaca kenyataan, enggan melihat kehidupan yang berbeda dari orang lain, dan sebagainya. Dulu bahkan saya rasa untuk bisa mengenal dan memiliki beberapa teman hanya terbatas pada lingkungan sekolah, mengaji, atau bahkan sekedar tetangga sebelah rumah (itupun jika bukan tinggal dikomplek). Ada saja orang yang sulit mengenal hal baru atau beberapa orang baru disekitarnya, dan dia lebih memilih diam dirumah atau pasif terhadap lingkungan.

Tidak banyak yang bisa mencari hal baru dengan usahanya sendiri, berkenalan dengan orang baru sendirian, atau sengaja keluar rumah untuk pergi menemui seseorang yang tak dikenal.

~ Tempo hari saya sempat pergi ke toko penjualan KOPI, khusus menjual biji kopi yang sudah di roasting, gak banyak sih yang saya beli itupun hanya untuk persediaan dikantor saja. Sedikit berbincang dan mengenal lebih dalam tentang sejarah toko ini, kebetulan saya dilayani oleh pemiliknya langsung.

~ Beberapa bulan lalu juga, Tuhan mengizinkan saya untuk bertemu dengan dengan teman lama, yang ternyata dia juga sedang merintis kedai mungilnya sebagai media singgah para pecinta kopi. Entah bagaimana semua mengalir, saya dengan bawelnya melontarkan beberapa pertanyaan sampai beberapa cerita keluar dari mulut teman saya ini. Salah satunya adalah perjuangan dia membuka usaha kedai kopi ini dengan keputusan dilematis namun tetap optimis.

Ada persamaan yang menarik dari kedua pertemuan saya dengan penggiat usaha kopi ini. Keduanya sama-sama memutuskan untuk keluar dari tempat kerjanya hanya untuk bermain dengan kopi. Iyah “bermain” kata itu yang saya pilih untuk mendefinisikan perbandingan penghasilan dari tempat kerja mereka yang lama dengan usaha barunya yang belum pasti.

Sekali lagi ini bukan cerita kopi.



Menjadi seorang wirausaha memang akrab dengan resiko dan ketidakpastian, apalagi berbicara soal kemapanan akan penghasilan. Seperti kalimat pembuka yang saya lontarkan, mungkin pintu lama mereka sudah tertutup atau memang sengaja ditutup. Karena mereka yakin dengan pintu lain yang akan terbuka.
Mereka memulai sesuatu yang baru dalam hidupnya, memilih untuk berbisnis dan memulai semuanya dari awal. Tentu bukanlah hal yang mudah, perlu perjuangan dan pengorbanan banyak hal. Sesuatu yang baru,  jarang orang bisa dapatkan, padahal dibalik itu semua ada harta karun yang tersimpan dengan rapih.

Ada beberapa kondisi disaat seseorang memulai sesuatu yang baru. Kondisi tersebut adalah meminum secangkir kopi dan menikmati pahit didalamnya. Sampai habis tak berbekas dan esok kembali lagi dengan bergegas.



Sesuatu yang baru memang tak jarang diawali dengan kepahitan, namun jika terus diulang dan berjuang maka akan tumbuh kemampuan yang terbiasa serta menambah wawasan dan ilmu dalam diri. Sesuatu yang baru itu selanjutnya akan menjadi hal yang mudah dan nyaman. Mungkin kamu akan ingin mencoba sesuatu yang baru lainnya lagi. Tidak usah terlarut pada pintu yang telah tertutup, sadar atau tidak kita harus terus bergerak dan membuka pintu-pintu lainnya.

Reactions

Posting Komentar

0 Komentar